Seperti malam-malam biasanya, saya hanya bisa melukis rindu.
Seperti malam-malam biasanya, saya hanya bisa menelusuri
masa lalu.
Seperti malam-malam biasanya, saya hanya bisa menghidupkan
lampu Malam
Di kala malam , saya terlalu riang memperhatikan cahaya
lampu, karena cahaya lampu mengingatkan saya pada terangnya masa depan yang
harus saya ukir mulai sekarang.
Berbicara masa depan, banyak orang yang tidak tahu Benar,
Masa depan itu adanya di awan.
Terlalu tinggi untuk mengetahuinya dari sekarang.
Biarlah sang waktu yang akan menghantarkan saya ke masa
depan.
Di kala malam,
Lampu-lampu mengalir lembut
Menderas dan berpijar
Berpendar seperti bulan
Satu lagi,
Saya terlalu riang, jikalau diberi kesempatan untuk melihat
bulan
Benar
Bulan hanya ada di kala malam
Ntah kenapa, saya begitu mencintai malam dan bulan
Di kala malam, saya bisa mengukir dan membayangkan betapa
indahnya bulan
Sementara kunang-kunang berterbangan
Biarlah saya berlari menuju malam dan bulan
Bulan
Menderas cahaya, menderas sukma
Memberi secercah cahaya pada gelapnya malam