Blogger Widgets

Diqy Blog

The Night Sky Blog


Seperti malam-malam biasanya, saya hanya bisa melukis rindu.
Seperti malam-malam biasanya, saya hanya bisa menelusuri masa lalu.

Seperti malam-malam biasanya, saya hanya bisa menghidupkan lampu Malam

Di kala malam , saya terlalu riang memperhatikan cahaya lampu, karena cahaya lampu mengingatkan saya pada terangnya masa depan yang harus saya ukir mulai sekarang.

Berbicara masa depan, banyak orang yang tidak tahu Benar,
Masa depan itu adanya di awan.
Terlalu tinggi untuk mengetahuinya dari sekarang.
Biarlah sang waktu yang akan menghantarkan saya ke masa depan.

Di kala malam,
Lampu-lampu mengalir lembut
Menderas dan berpijar
Berpendar seperti bulan

Satu lagi,
Saya terlalu riang, jikalau diberi kesempatan untuk melihat bulan
Benar
Bulan hanya ada di kala malam
Ntah kenapa, saya begitu mencintai malam dan bulan

Di kala malam, saya bisa mengukir dan membayangkan betapa indahnya bulan
Sementara kunang-kunang berterbangan
Biarlah saya berlari menuju malam dan bulan

Bulan
Menderas cahaya, menderas sukma
Memberi secercah cahaya pada gelapnya malam


Sabtu, 05 Juli 2014

Memandang Langit Malam

Pernahkah Anda duduk diatas rerumputan dan memandang langit malam yang dipenuhi bintang-bintang? 
Mungkin untuk sekedar berbaring diatas rumput memang agak sulit dilakukan di Jakarta, apalagi menatap langit malam yang bersih dari asap dan polusi. Tapi bagi seorang manusia menatap langit dan memandangi indahnya bintang-bintang adalah hal yang selalu dilakukannya.... Dalam keadaan apapun, dia akan selalu menatap ke langit malam dan memandangi bintang-bintang yang bertaburan diatas langit.

Ternyata manusia ini hanya menatap ke salah satu bintang yang paling bersinar diantara bintang-bintang lainnya. Sinarnya sangat menyilaukan mata dan membuat semua yang menatapnya langsung terpikat. Tak ada satupun manusia di bumi yang tak akan terpikat olehnya. Bintang ini berada dibagian paling atas dari bintang-bintang lainnya. Biarpun langit malam tertutup asap dan polusi, sinarnya masih bisa nampak sampai ke bumi. Setiap fajar menyingsing, sinarnya masih saja nampak bersinar kuat seakan mencoba mengalahkan sinar matahari. Bintang ini benar-benar menjadi penantian sang manusia.

Setiap malam, manusia ini selalu meluangkan waktu untuk sekedar duduk di halaman rumahnya yang ditumbuhi rerumputan atau berbaring diatas atap rumah untuk memandangi langit malam. Hanya satu bintang yang membuat dirinya selalu melakukan hal ini dari satu malam ke malam lainnya. Disaat hujan dia selalu menatapnya dari balik jendela. Tak ada alasan yang membuat dirinya melupakan kegiatan yang bagi orang lain tak masuk akal dan tak ada gunanya. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh sang manusia? Dia menunggu bintang itu jatuh ke bumi dan menangkapnya serta mendekapnya seumur hidupnya.

Namun, sayang sekali bintang yang selalu dia tunggu tak pernah jatuh ke bumi. Bahkan ketika bintang-bintang lain yang jatuh ke bumi dengan indahnya tetap tak membuat matanya berpaling dari bintang ini. Tak akan ada yang bisa merubah pendiriannya. Dia hanya menginginkan bintang yang bersinar paling terang dan indah dari bintang-bintang lainnya. Sang manusia mengatakan jika bintang ini layak untuk ditunggu.

Disisi lain, 
ternyata sang bintang diam-diam juga sering melihat manusia yang selama ini memuja dan mengirimkan puisi-puisi indah tentang sinarnya yang terang dan indah. Hanya saja, sang bintang tak ingin turun ke bumi karena jika dia memutuskan untuk turun ke bumi itu berarti dia harus merelakan kehilangan sinar yang selama ini membuatnya yang paling terang dan mempesona dibandingkan dengan bintang-bintang lainnya.


Dan demikianlah yang terjadi, sang manusia terus berharap bisa mendapatkan bintang yang paling sempurna sinarnya tapi tak pernah mencoba menghadapi kenyataan bahwa tak semua bintang yang sinarnya paling sempurna adalah yang benar-benar sempurna untuknya. Sang bintang pun tetap tak ingin turun ke bumi hanya karena dia takut kehilangan apa yang selama ini dia miliki tanpa pernah berpikir bahwa dirinya kesepian karena berada di langit yang paling jauh dan tinggi dari bintang-bintang lainnya. Saya pun menjadi heran dengan hal ini, kenapa sang manusia masih saja menunggu bintang yang tak kunjung jatuh turun ke bumi dan kenapa sang bintang tak lekas-lekas jatuh turun ke bumi?

Herannya lagi, ternyata saya tak hanya menemui satu orang manusia yang tekun menatap langit malam dan terus memandangi bintang yang paling bersinar terang diantara bintang-bintang lainnya, bahkan ada banyak manusia yang melakukan hal ini. Baik secara sadar ataupun yang tak sadar jika dirinya tengah berbaring dengan tenang diatas rerumputan dan memandang langit malam. Lucunya juga, ternyata banyak juga bintang-bintang yang (menganggap dirinya) paling terang dibandingkan bintang-bintang lainnya yang tak ingin turun ke bumi. Dan akhirnya saya sadar jika saya ini juga termasuk dalam golongan manusia yang suka memandang langit malam dan berharap jika suatu saat nanti bintang yang paling terang dan paling saya cintai bisa jatuh turun ke bumi dan menjadi kekasih hati selamanya.

Lalu ada apa dengan kita semua?

Selamanya manusia hanya akan bisa berharap dan menunggu bintang yang tak akan pernah jatuh ke bumi. Manusia tak akan pernah bisa mendapatkan apa yang selama ini diinginkan dan akhirnya jatuh ke dalam duka dan kesedihan yang paling dalam. Dan demikian pula dengan bintang yang akan terus berada diatas langit menjadi sosok yang kesepian dan tak pernah mendapatkan kebahagiaan walau sinarnya paling terang dan paling mempesona.

Mungkin manusia telah dibutakan oleh cinta dan membuat apapun bisa menjadi ilusi yang menyenangkan. Termasuk diantara adalah menunggu dan terus menunggu bintang terang yang tak akan jatuh ke bumi. Mungkin bintang juga telah dibutakan dengan bergelimpangnya sinar-sinar paling mahal dan paling indah dijagat alam semesta. Hingga akhirnya melupakan ada sosok manusia yang selama ini telah menunggunya di bumi. Semua seakan telah dibutakan oleh cinta dan juga harta.

Lalu apakah kita semua bahagia?

Tak pernah kita membuka lebar-lebar mata kita dan mencoba menghadapi kenyataan yang sebenarnya terjadi dihadapan kita? Melupakan semua angan-angan yang dibangun saat malam menjelang dan langit malam mulai dipenuhi oleh bintang-bintang. Jika kita hanya mengejar apa yang kekeuh kita inginkan, mungkin sampai mati tidak akan pernah selesai dan menjadi kisah yang never-ending story. Setiap saat hanya itu-itu saja yang terjadi dan setiap saat hanya menjadi pembenaran atas apa yang selama ini diyakini dan dipahami sebagai sesuatu yang benar.


Kalau kita ingin bahagia, sudah waktunya kita melepaskan segala pengharapan atas segala sesuatu yang menjadi ilusi seumur hidup kita. Jika kita adalah seorang manusia, sudah saatnya kita menerima sebuah bintang dengan apa adanya. Bisa saja bintang yang paling terang itu akhirnya jatuh ke bumi, tapi belum tentu bintang ini sesuai dengan harapan kita. Ya, tak selamanya sinar bintang bisa menjadikan bintang itu seperti yang kita inginkan. Menerima apa adanya bintang itu dan menghiraukan keyakinan bahwa bintang yang paling indah dan sempurna adalah bintang dengan sinar paling terang. Begitu pula jika kita adalah sosok bintang yang paling bersinar terang di langit malam, sudah saatnya kita mengorbankan segala atribut diri yang selama ini menjadikan kita bintang yang paling terang.

Jangan membuat diri kita selalu berada kotak yang membatasi diri kita dengan kenyataan. Bintang memang akan selalu bersinar indah, tapi kita juga harus bisa menerima jika suatu saat nanti bintang yang kita inginkan tidak sempurna dan tidak sesuai keinginan kita. Bintang akan terus menyinari malam yang kelam, tapi kita juga harus sadar jika kita sendirian dan tak ingin merasa kesepian selamanya. Mungkin pertanyaan diawal tulisan ini perlu sedikit dirubah.

Maukah Anda duduk diatas rerumputan bersama dengan orang yang Anda sayangi sambil memandangi langit malam yang dipenuhi dengan bintang-bintang?

Sekarang Anda yang memutuskan. Menjadi manusia yang terus menunggu bintang jatuh atau menjadi bintang yang angkuh dan tak mau turun ke bumi? Tapi ada satu hal yang pasti, berkorbanlah untuk yang Anda sayangi. Kelak kebahagiaan itu akan terus bersinar indah dilangit malam. Jadilah kisah hidup Anda happy-ending story.


#http://aryawardhana.wordpress.com/

Ini kisah tentang langit dan sebuah bintang kecil, kecil sekali. Sinarnya begitu redup karena kecilnya dan begitu jauh dari langit ini.
Langit ini adalah langit yang begitu indah dan luar biasa. Begitu banyak bintang besar yang cahayanya begitu menyilaukan.
Ada yang begitu bersahaja dengan indahnya, ada yang begitu gagah dengan kekokohannya, ada yang begitu cantik dengan kilaunya. Semuanya lebih, sungguh luar biasa.
Sudah waktunya bintang kecil ini berjalan mengikuti jalannya. Tak pernah terfikirkan untuk bisa masuk ke langit itu, langit yang begitu luar biasa dan begitu indah. Hanya pernah terlintas mimpi, mimpi ketika bintang-bintang disekelilingnya berharap bintang kecil ini bisa bercahaya dengan kokoh dilangit itu.
Begitu banyak jalan berliku yang dilalui bintang kecil ini, begitu banyak batu-batu angkasa menabraknya, menghujamnya dalam perjalanan penuh harap sampai membuat cahaya yang redup itu semakin redup..
Hanya tinggal berkas-berkas cahaya semangat yang memberikan arti untuk tetap bertahan dan memberikan cahaya kepada bintang-bintang kecil lain dimasa depan. Hari demi hari berlalu, jalan yang melelahkan itu terasa begitu jauh dan lama, hanya ada satu kalimat yang selalu dipegangnya, terus berjalan atau mati sebagai sampah angkasa yang tak akan berarti apa-apa. Cinta, harapan, dan mimpi itu tak akan pernah jadi kenyataan…
Usaha berbanding lurus dengan keberhasilan.. Kegagalan demi kegagalan yang dialaminya membuat bintang kecil ini begitu tegar menghadapi setiap kegagalan yang terus menghapirinya. Dengan ketegaran itu akhirnya bintang kecil ini bisa masuk kelangit itu,langit yang luar biasa. Apalah dia dibanding bintang-bintang lain dilangit ini, hanya bintang kecil dengan cahaya seadanya, redup.

Pernah terlintas dalam pikirannya untuk kembali, melihat diri yang begitu tak ada apa-apanya dibanding bintang lain. Tp langkah kembali itu berlahan hilang ketika bintang kecil ini dinaungi bintang-bintang yang luar biasa ini. Bintng ini berbeda dengan bintang-bintang lain dilangit ini, cahayanya begitu putih dan menyejukkan. Ada tangan-tangan yang luar biasa menariknya ikut kebagian langit ini yang jauh lebih indah dibanding tempat lain. Bagi bintang kecil ini, bagian inilah bagian terindah dalam hidupnya, bagian yang begitu damai dengan cahaya yang melengkapi cahaya yang lain, tak ada beda, tak ada kesenjangan.
Sekarang , bintang ini tak peduli lagi dengan seberapa kecil dia dilangit ini, karna dia yakin,suatu hari nanti dia akan besar dengan bintang lain disekitarnya.. !! begitu juga denganmu kawan :)


siapa sih yang nggak terkagum-kagum melihat keindahan objek langit dimalam hari ? tidak sedikit orang yang suka melihat objek nan indah pada malam hari seperti bintang dan planet, tapi tahukah kalian cara membedakan bintang dengan planet pada malam hari? okeh sekarang kita bahas sama-sama cara membedakan bintang dan planet pada malam hari.


      Ketika senja mulai beranjak, saat itulah satu persatu bintang mulai menampakkan diri, berkedip kepada setiap insan yang menatapnya. Namun taukah kamu, bahwa ada beberapa objek langit malam yang tidak turut serta berkedip selayaknya bintang yang lain. Siapakah mereka? Ya, Mereka adalah planet-planet dalam tata surya kita. Saat sebuah planet terlihat diantara bintang-bintang dilangit malam seperti ketika Saturnus terlihat di antara bintang-bintang pada konstelasi Virgo, Planet dan bintang mempunyai penampakan dilangit yang cukup berbeda. Mengapa bisa demikian? Mengapa bintang tampak berkedip sedangkan planet tidak? Ada dua alasan utama yang dapat menjelaskan hal tersebut. Yakni karena adanya faktor jarak dan juga keadaan atmosfer bumi. Pada dasarnya bintang-bintang itu berukuran jauh lebih besar dari pada planet di tata surya kita. Namun jika dilihat dari bumi, bintang akan tampak lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh jarak bintang terhadap bumi yang terlampau jauh sehingga diameter sudutnya sangat kecil. Oleh karena itu, bintang sering disebut sebagai Sumber Titik Cahaya. Sedangkan planet, jaraknya lebih dekat dengan bumi, sehingga diameter sudutnya lebih besar dari pada bintang. Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai keping cahaya (kumpulan dari titik). Sementara itu, tempat kita mengamati bintang, melakukan aktivitas, serta menjalani kehidupan ini berada pada lapisan terbawah dari atmosfer, yang bernama lapisan troposfer. Salah satu sifat dari troposfer adalah suhu akan semakin dingin seiring dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat. Kondisi udara di troposfer juga mengalami fluktuasi sesuai dengan penyinaran matahari. Fluktuasi suhu tersebut akan berpengaruh terhadap getaran molekul udara. Semakin panas suhunya, maka molekul udara akan semakin mudah bergetar, begitu pula sebaliknya. Getaran molekul-molekul udara ini akan berpengaruh terhadap keacakan pembiasan cahaya sehingga membuat bintang (sumber titik cahaya) tampak berkedip. Sedangkan planet (keping cahaya) yang memiliki diameter sudut lebih besar , tidak mudah terpengaruh oleh getaran molekul udara. Sehingga planet akan tampak diam tanpa berkedip. Hal tersebut dapat dianalogikan seperti saat kita melihat jalanan pada pagi dan siang hari. Ketika pagi hari, udara di atas aspal masih tampak stabil, namun ketika hari beranjak siang, saat udara mulai panas, maka udara di atas aspal akan tampak bergerak-gerak (fatamorgana). Jika saat terdapat fatamorgana dan ada mobil yang melaju, perhatikan kaca spionnya yang berkilau. Dalam hal ini, kaca spion berlaku sebagai bintang, sedangkan mobil adalah planet. Kaca spion akan terbiaskan oleh molekul udara yang bergerak, sedangkan mobil yang berukuran lebih besar tidak mampu terbiaskan oleh fatamorgana tersebut. Namun demikian, tidak selamanya bintang tampak berkedip. Ketika kita berada pada daerah dengan suhu yang dingin, maka keadaan molekul udara cenderung lebih stabil. Dengan kondisi atmosfer yang demikian, akan menghasilkan kenampakan bintang yang tak berkedip seperti halnya kenampakan sebuah planet. Untuk mendapatkan kondisi atmosfer yang stabil maka tidak perlu menanti cuaca di rumah kita menjadi dingin. Dengan menggunakan sifat lapisan troposfer (semakin bertambah ketinggian maka suhu semakin dingin) kita bisa melihat bintang-bintang yang tak berkedip di daerah yang lebih tinggi.